Wednesday, February 6, 2019

SINOPSIS What's Wrong Poong Sang Episode 5 PART 2

PS : All images credit and content copyright : KBS2


Poong sang menunggu boon shil tapi boon shil yang masih marah melewati poong sang begitu saja 
Poong sang mengikuti boon shil yang masuk ke dalam rumah.. 
Boon shil: “aku tidak akan kembali sebelum adik adikmu pergi”
Poong sang yang melihat boon shil meminum obat bertanya apakah 
boon shil sakit
Boon shil: “sekujur tubuhku sakit. Pergi, aku tidak mau melihat wajahmu”
Setelah meminum obatnya boon shil menepuk nepuk dadanya poong sang segera menghampirinya dan membantunya dengan menepuk nepuk punggung boon shil


Boon shil: “kubilang pergi ada apa? Kamu rindu pembantumu?”
Poong sang: “ya....”
Boon shil: “untuk siapa aku giat bekerja? Selama bertahun tahun? Aku tidak akan kembali ke gaya hidup itu”
Poong sang: “baiklah, jangan hidup seperti itu ayo pulang”
Boon shil: “kubilang aku tidak akan pulang sebelum mereka pergi”
Poong sang: “pertama, ayo pulang...”
Boon shil: “berhentilah mengakatan pertama! Seharusnya namamu pertama adik adikmu bisa bernama kedua, ketiga, keempat dan kelima”


Poong sang: “kamu mau dipanggil keenam?”
Poong sang berusaha menghibur boon shil 
Boon shil: “kamu ingin aku tertawa?”
Poong sang: “mari tertawa apa salahnya tertawa? Mari memikirkan hal lainnya nanti. Pertama, ayo pulang... ”
Boon shil: “aku mengidap depresi, kamu tidak tahu sebanyak apa pil yang kuminum bukan? 


Boon shil mengeluarkan semua botol pil yang telah diminumnya,, boon shil mengatakan sambil menangis dia sangat kesulitan sekujur tubuhnya sakit dan persaannya tersiksa setelah menikah boon shil tidak pernah bahagia 
Poong sang hanya diam saja dan memungut botol pil boon shil,, poong sang sepertinya merasa bersalah


Poong sang dan adik adiknya akan mendaki di hutan tapi jung sang terlambat sehingga mereka menunggunya 
Jung sang meminta maaf karena adanya panggilan darurat
Hwa sang: “kakak tampak baik baik saja’
 Jung sang: “apa maksudmu?”
Hwa sang: “kupikir kakak sudah mati”


Jin sang: “omong kosong apa ini?”
Hwa sang: “hanya omong kosong dari wanita gila”
Jin sang yang penasaran lalu mendekati hwa sang 
Mereka mendaki bersama dan poong sang membantu adik adiknnya saat menyeberangi air yang mengalir  


Akhirnya mereka sampai ke puncak 


Jin sang: “sudah lama kita tidak melakukan ini. Dahulu kita melakukan ini selama dua atau tiga kali setahun kita juga melakukannya setelah kamu bercerai (menunjuk hwa sang)”
Hwa sang: “juga saat mereka tahu kakak menyamar sebagai mahasiwa (menatap jin sang)”
Jung sang: “serta saat we sang keluar dari mafia”
Hwa sang: “juga saat pernikahan kakak dibatalkan (menatap jung sang)”


Jin sang: “diakhir setiap pendakian kak poong sang membahas bagaimana kita tetap harus bersama hari ini ada peristiwa apa?”
Jung sang: “kalian berdua pindah rumah”
hwa sang ingin menghampiri jung sang setelah mendengar perkataannya tapi jin sang segera menghalanginya 


Poong sang memanggil semuanya
Mereka makan bersama poong sang telah menyiapkan bekal 
Jin sang: “gimbab terasa lezat saat dimakan di atas gunung”
Hwa sang: “benar”
Poong sang tidak mengatakan apapun
Jin sang: “kakak tidak akan mengatakan ini? Aku sangat senang saat kita berkumpul dan makan (kata jin sang sambil menirukan poong sang)”
Jin sang dan hwa sang tertawa


Poong sang: “jin sang dan hwa sang, ada yang ingin kakak katakan”
Jin sang: “aku tahu, tapi aku tidak bisa pergi”
Hwa sang: “kakak macam apa yang mengusir adik adiknya karena disuruh oleh istrinya?”
Poong sang: “kakak beri waktu satu bulan. Asal kalian tahu saja”
Hwa sang: “kakak...”
Jin sang: “kak...”
Poong sang: “dia sudah berusaha keras dia menjadi sakit karena kalian dan minum banyak obat setiap hari”


Jung sang: “keputusan kakak tepat”
Hwa sang: “diam. Kamu bicara padahal menerima keuntungan terbanyak dari kita semua aku tidak bisa kuliah karena kakak!”
Jung sang: “bukan, tapi karena kamu bodoh”
Hwa sang: “karena kak poong sang menyuruhku mengalah pada kakak aku masuk sekolah kejuruan!”
Jung sang: “andai kamu pintar, dia pasti menguliahkan kamu.
Hwa sang ingin menghajar jung sang tapi ditahan kembali oleh jin sang


Jin sang: “kak, apa yang terjadi pada ikatan kita? Aku tidak menyangka kakak akan mengkhianati kami”
Hwa sang: “aku tidak punya tempat tujuan kemana aku bisa pergi dalam cuaca ini? Kakak menyuruhku mati kedinginan?”
Jin sang: “kenapa kamu diam saja? (menunjuk we sang) berikan pendapatmu!”
We sang: “aku tidak punya pendapat”
Jin sang: “kamu harus memihak kami”
We sang: “aku akan memihak diriku sendiri lakukan semau kalian”


Jin sang: “kamu merasa spesial? Karena kamu disayangi sebagai anak bungsu? Cepat atau lambat kamu akan menjadi seperti kami”
Hwa sang: “kamu tidak kesal? Andai kala itu menjalani rehabilitasi kamu pasti menjadi pemain bisbol terkenal dan tampil di TV. Andai aku, aku pasti meminjam uang boon shil pasti melarang kakak melakukannya”
Poong sang: “dia tidak melakukannya...”


“kuharap kalian tidak akan membahas itu lagi” kata we sang lalu pergi
Poong sang memanggil we sang
Jung sang: “kalian sangat kekanak kanakan dia baru kembali tiga bulan yang lalu kenapa kalian tega menyinggung perasaannya?”
Hwa sang ingin melempari jung sang sesuatu tapi jin sang menahannya dengan cepat


Poong sang mengangkat telefon dari seseorang..
Poong sang mengatakan mobilnya sudah diperbaiki setelah mematikannya poong sang menatap jin sang dan hwa sang 
“mari melakukannya, ya?” kata poong sang 
Mereka hanya menghela nafas panjang


Sesampainya di rumah hwa sang mengetikkan sesuatu di ponselnya 
Hwa sang berusaha mencari kamar kosong untuk dirinya


Di tempat lain,, jin sang kembali menemui ma cho nam
Jin sang berusaha menggoda cho nam agar mendapatkan uang,, jin sang mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat tapi cho nam mencegahnya dan bertemu di lain hari jika beruntung cho nam akan membawa uang tapi tanpa mereka sadari ada seseorang yang merekam mereka berdua


Sesampainya di rumah jin sang berteriak dan membawa daging perut 
Semuanya makan dengan lahap 
Jin sang: “enak kan?”
Hwa sang: “jangan menyombongkan diri karena daging perut”
Jin Sang: “joong yi makanlah paman yang mentraktir ini tulislah di buku harianmu acara ini harus selalu diingat tulislah dua halaman paham?”
Joong yi tidak merespon perkataan pamannya  


We sang: “bagaimana jika kakak memotretnya dan menjadikannya warisan?”
Jin sang: “ide bagus”
Poong sang: “dari mana uangnya? Kakak pikir kamu berhenti berjudi kamu pergi ke arena pacuan kuda?”
Jin sang: “sudah kukatakan aku tidak akan mendatangi kedua tempat itu”
Poong sang: “semoga saja begitu”
Jin sang: “dengarkan aku akhirnya menemukan rekan bisnisku dia melihat potensi dan prospek dalam diriku dan langsung memutuskan berinvestasi aku bertekad masuk ke kandang dan menjadi ikan paus!”


Poong sang: “jangan memakai istilah itu”
Jin sang: “kenapa? Joong yi sudah cukup dewasa”
We sang: “apa yang mereka lihat pada kakak?”
Jin sang: “wajah kakak?”
Mereka semua tertawa mendengar jin sang 
Jin sang: “ada apa dengan kalian? Aku memakluminya karena sedang senang.. kak, kurasa aku paham perasaan kakak alasan kakak senang tiap kali memberi kami makanan lezat...


Jin sang mengatakan dia akan pindah pada pekan depan dan akan membelikan semuanya baju baru
Jin sang: “kamu mau apa joong yi?”
Joong yi: “ajak saja bibi hwa sang pergi”
Hwa sang: “jaga ucapanmu kamu juga akan seperti bibi”
Poong sang: “lee hwa sang...”
Hwa sang: “apa? Dia sama sepertiku”
We sang: “joong yi, lupakan mereka dan ayo makan daging lagi


Jin sang juga akan membelikan tas bermerek untuk boon shil,, hwa sang meminta untuk membelikannya juga jin sang setuju. Dan hwa sang sangat bahagia mendengar dia akan mendapatkan tas bermerek 
Jin sang menelfon jung sang dan menyuruhnya untuk pulang makan jin sang bahkan menyuruh jung sang untuk berhenti menjadi dokter, poong sang yang mendengarnya langsung memukul kepala jin sang 


Di tempat lain kan bo koo (ayahnya boon shil) menyuruh boon shil untuk cepat pulang


We sang ke rumah young pil, sesampainya di depan rumah young pil
we sang memperhatikan pintunya dan ingin menelfon young pil tapi we sang mengurungkan niatnya


Young pil berada di bar bersama jung sang
Young pil menceritakan semua tentang mantan kekasihnya yang mulai dari dia menghidupinya memberinya makanan dan minuman selama 5 tahun
Jung sang menyuruh young pil untuk tidak mengencani pria seperti itu lagi, 
Jung sang berusaha menghiburnya dan menyuruh young pil untuk bekerja dan melakukan keinginannya walaupun young pil memiliki harta warisan yang melimpah


Di tempat lain ji ham beserta istri dan anaknya sedang makan bersama dengan bahagia, ji ham mengurus anaknya dengan kasih sayang.. 
Senyum istri ji ham langsung menghilang dan melihat ji ham dengan serius


Young pil: “kamu tidak berkencan?”
Jung sang: “aku mengurangi kegiatanku selama ini aku setia pada keluargaku untuk mengakhiri semuanya tanpa menyakiti mereka”
Young pil: “kita tidak bisa berpisah tanpa terluka kamu percaya padanya?”
Jung sang: “aku tidak tahu soal cinta, tapi aku percaya pada karakternya”
Young pil: “kamu terlalu pintar untuk terlibat kekacauan ini”


Jung sang: “lihatlah dirimu aku tidak paham alasanmu selalu mengencani pria aneh”
Young pil: “benarkah kamu tidak menyukai dokter kang?”
Jung sang: “wanita tidak mengingat masa lalu kita berbeda dengan pria yang tetap mengingat semua mantan kekasihnya dan sesekali mengirim pesan kamu sudah tidur?”
Young pil: “benar.. tapi dia sungguh tidak tahu malu dia kabur tanpa penjelasan sehari sebelum pernikahan, bagaimana dia bisa mengatakan itu? Terkadang aku membenci ji ham karena ketidaktegasannya tapi juga berterima kasih kepadanya dialah yang menahanmu kala itu”


Ji ham menahan istrinya yang ingin masuk ke kamar
Ji ham mengatakan ingin bercerai 
“aku akan berpura pura tidak pernah mendengarnya, tidak.. aku akan berpura pura tidak mendengar” kata istrinya lalu masuk ke kamar 
Ji ham tidak bisa berkata apa apa lagi dan hanya diam.

Comments


EmoticonEmoticon